Cileunyi
adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat yang
berada di kawasan Bandung Timur. Kecamatan Cileunyi merupakan wilayah penyangga
yang menghubungkan Jawa Barat wilayah Barat dengan Jawa Barat wilayah Timur
yang diapit oleh dua pusat pertumbuhan kota dan kabupaten (sebagai perbatasan) yaitu
Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang, dan merupakan hasil pemekaran dari
Kecamatan Ujungberung. Cileunyi juga merupakan tujuan terakhir yang dilalui dari
Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi). Kecamatan Cileunyi juga
merupakan kawasan pemukiman dan perdagangan/jasa serta kawasan industri.
Pusat
pemerintahan Kecamatan Cileunyi berlokasi di Jalan Raya Percobaan No.39, Desa
Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Di Kecamatan Cileunyi
terdapat 6 desa/kelurahan, yaitu Cibiru Hilir, Cibiru Wetan, Cileunyi Kulon, Cileunyi
Wetan, Cimekar dan Cinunuk. Desa yang terluas di Kecamatan Cileunyi adalah Desa
Cileunyi Wetan dengan luas 767.057 Ha, sedangkan desa yang terkecil adalah Desa
Cibiru Hilir dengan luas 311.853 Ha.
Cileunyi
berasal dari kata Cai yang artinya air dan Lunyu yang artinya Jernih. Konon
dahulu kala tepat di depan terminal Cileunyi ada sumber mata air yang sangat
jernih, berada tepat di bawah pohon beringin besar yang berada di depan
terminal. Karena mata air tersebut sangat jernih maka sering disebut Cai-Lunyu
yang akhirnya diambil menjadi kata Cileunyi yang menjadi salah satu kecamatan
di Kabupaten Bandung.
Sama
seperti wilayah yang lain, Kecamatan Cileunyi pun juga mempunyai visi dan misi
untuk mengembangkan wilayahnya. Visi dari Kecamatan Cileunyi adalah terwujudnya
Kecamatan Cileunyi "MASAGI" (Maju, Mandiri, Berdaya Saing dan
Inovatif) melalui penyelenggaraan pelayanan "PASTI" (Pasti Produknya,
Pasti Syaratnya dan Pasti Waktunya).
Sedangkan
misi dari Kecamatan Cileunyi adalah Optimalisasi penyelenggaraan Pelayanan
Prima terhadap Masyarakat; Optimalisasi Koordinasi dalam mendukung Aselerasi
dan Aksesibilitan pelaku UKM dan Mikro
terhadap Peningktan produk Kelas Lokal; Optimalisasi Koordinasi Pemanfaatan
Ruang; Optimalisasi Koordinasi Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah;
Optimalisasi Fasilitasi dan Koordinasi Intervensi Program Pengentasan
Pemiskinan di Pedesaan; Fasilitasi dan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
dan Optimalsasi Fasilitasi dan Koordinasi Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
berbasis kearifan lokal.
Cileunyi
terkenal dengan terminalnya. Dahulu pada tahun 1980-1990an terminal ini pernah
menjadi titik keramaian atau sentra ekonomi masyarakat. Terlebih lagi Terminal
Cileunyi ini dekat dengan pintu keluar tol Cileunyi dan pasar Cileunyi. Di
dekat terminal ini ada masjid Nurul Hasan dan Masjid At-Tajudin.
Ikon
terkenal di Cileunyi juga ada di terminal ini, tepatnya di sebelah barat,
terdapat tugu jam berwarna putih yang pondasinya terlihat seperti belum
selesai. Konon katanya, dulu dibawahnya ada senjata bekas peninggalan Belanda
yang ditimbun.
Masih
di sekitar terminal, dahulu masih ada sumber mata air tepatnya di terminal
utara, di bawah Puskesmas/Kantor Desa atau GOR Cileunyi. Airnya sangat jernih
dan biasa digunakan para penduduk sekitar dan calon pembeli yang sedang menunggu
bus ke arah timur. Anak-anak SD Cileunyi pun sering berkumpul dan tak jarang mereka
bermain basah-basahan di sumber mata air tersebut. Mata air ini keluar dari
sela-sela akar pohon beringin yang dianggap ‘angker’ oleh penduduk sekitar,
karena di dekat mata air ini tak jarang terjadi kecelakaan. Namun setelah di
telaah lebih lanjut, ternyata kontur jalannya dahulu jauh dari nyaman jika
dibandingkan dengan sekarang. Sayangnya, mata air tersebut kini ditutup dan
dibuat rumah/toko.
Tidak
hanya di terminal, dahulu mata air pun juga terdapat di depan toko besi (TB
Resik) yang kini juga mata air tersebut sudah ditutup beton, dan di tengah
jalan di depan Pondok Pesantren Bustanul Wildan, yang katanya asal muasal nama
Cileunyi berasal dari mata air yang ada di sini.
Masih
seputar sejarah, dahulu nama tol yang membentang dari Padalarang ke Cileunyi bukan
tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), tetapi tol "Panci" yang punya
arti sama dengan Padaleunyi dan kemudian diubah. Dahulu tol ini merupakan area
pertanian. Pembangunan tol ini dibuat pada tahun 1987 dan pada tahun 1990an, jalan
tol ini diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
Cileunyi
juga mempunyai pasar tradisional yang kini berubah menjadi pasar sehat
Cileunyi. Pasar Sehat Cileunyi dikelola oleh PT Biladi. Pasar ini berada di Cileunyi
Wetan, Cileunyi, Bandung. Letaknya berdekatan dengan pintu tol Cileunyi dan
Rumah Sakit AMC Bandung.
Rumah
sakit AMC (Annisa Medical Center) menjadi rumah sakit umum di Cileunyi, dengan
beralamat di Jl. Raya Cileunyi Rancaekek No.1, Cileunyi Wetan, Cileunyi,
Bandung, Jawa Barat 40622. Rumah sakit AMC adalah rumah sakit umum milik swasta
dan merupakan salah satu rumah sakit tipe C yang terletak di wilayah Bandung.
Satu
lagi yang tidak kalah terkenal dari Cileunyi, yaitu pesantren. Salah satu yang
terkenal adalah Pesantren Sindangsari Al-Jawami. Pesantren ini dipimpin oleh KH Totoh Abdul
Fatah Ghazali, seorang ulama besar di Jawa Barat. Satu lagi pesantren yang tak jauh
dari Al-Jawami, berlokasi di pinggir jalan sebelum jalan tol yaitu Pondok
Pesantren Bustanul Wildan. Dulu
pesantren ini dikenal dengan sebutan "Pesantren Tanjakansar" yang didirikan
oleh KH. Taju Subki. Letaknya di Jl. Tanjakansari No. 24 Cileunyi,
Kabupaten Bandung Jawa Barat.