Jumat, 05 Juni 2020

Cinunuk, Cileunyi



Cinunuk merupakan satu dari enam desa yang ada di kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan jarak ke Ibu Kota Kecamatan sejauh 2 Km dan jarak ke Ibu Kota Kabupaten sejauh 28 Km. Akses menuju ke Desa Cinunuk dari gerbang tol Cileunyi berjarak sekitar 6 km. Desa Cinunuk terletak pada ketinggian rata-rata 700 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 20 – 32 C. Kantor Desa Cinunuk berada di Jl. Raya Tagog Cinunuk No.725, Cinunuk, Cileunyi, Bandung, Jawa Barat 40624.
Desa Cinunuk telah ada sejak Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1815, yang pada awalnya adalah Desa Cipondoh kemudian diubah namanya menjadi Desa Cinunuk. Kata “Cinunuk” menurut sesepuh warga Desa mempunyai 2 (dua) pendapat, yaitu : Pendapat pertama, yang pertama tinggal diwilayah Desa Cinunuk adalah warga yang berasal dari Desa Cinunuk Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut, kemudian desa ini dinamakan Desa Cinunuk.
Pendapat kedua, dahulu banyak pohon nunuk yang mempunyai sumber mata air, khususnya yang berada di Kampung Pandai atau Kampung Sukahaji yang saat ini daerah tersebut masuk dalam wilayah Desa Cimekar dan pohon Nunuk yang berada di daerah mata air Cihampelas Kp. Sukahayu RT 04 RW 10 dimana pohon nunuk adalah pohon raksasa yang membentang dan menjulang tinggi di sekitar Gunung Mangalayang (konon pohon nunuk itulah yang di buat untuk bahan perahu oleh Sangkuriang) sehingga dinamakan Desa Cinunuk.
Potensi unggulan Desa Cinunuk selama ini masih didominasi oleh sektor Jasa, perdagangan, pertanian dan seni budaya. Mengingat wilayah Desa Cinunuk 30% adalah persawahan dan 20% Ladang/Perkebunan yang berubah fungsi menjadi daerah pemukiman.
Sama seperti desa lain, Desa Cinunuk memiliki visi dan misi untuk mengembangkan wilayahnya. Pemerintah Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi mempunyai Visi yaitu “Terwujudnya Masyarakat Desa Cinunuk yang Berbudaya, Sejahtera dan Mandiri “, dengan misi Meningkatkan Nilai Religius Masyarakat Pedesaan; Meningkatkan Kinerja Aparatur Desa Melalui Pelayanan Prima Terhadap Masyarakat; Meningkatkan Infrastrutur Pedesaan; Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan; dan Mengembangkan dan Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup dan Budaya Kearifan Lokal.
Desa Cinunuk mempunyai fasilitas kesehatan, yaitu Puskesmas Cinunuk. Puskesmas Cinunuk beralamat di Jl. Raya Tagog Cinunuk No.175, Cinunuk, Cileunyi, Bandung, Jawa Barat 40624. Puskesmas Cinunuk merupakan satu diantara tiga puskesmas yang terdapat di wilayah Kecamatan Cileunyi, di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Desa Wisata Cinunuk memiliki masyarakat adat yang aktif dalam pelestarian tradisi yang turun temurun, seni dan budaya, juga memiliki beberapa kelompok seniman dan kelompok pengrajin, situs kramat, potensi alam, meliputi beberapa sumber air kramat, pesawahan dan pegunungan yang ditata mengikuti Uga Wangsit (petunjuk/wasiat terakhir, isinya mengandung makna yang sangat luhur).
Kekayaan Budaya, sejarah dan edukasi yang ada di Desa Wisata Cinunuk adalah 36 jenis Tradisi, 300 Jenis Seni Tradisional dan 1000 kaulinan Tradisional di tambah dengan sejarah - sejarah leluhur Sunda.
Kini Desa Cinunuk terkenal sebagai desa wisata. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung sudah ditetapkan dan masuk 10 desa wisata dari 280 desa di Kabupaten Bandung yang kaya akan khasanah budaya Sunda. Sejumlah budaya Sunda produk Desa Cinunuk warisan leluhur di antaranya adalah benjang, pencak silat, wayang golek, reak, bajidoran, sisingaan dan dog dog.
Ditambah lagi dengan hadirnya "Kampung Seni" di Kampung Cibolerang dan "Saung Budaya Yoyon" di Komplek Griya Cinunuk Indah (GCI) yang menjadi ruang publik para kreator seniman dalam berkreasi dan unjuk kebolehan di bidang seni.
Kampung Seni dan Wisata Manglayang yang berada di Kampung Cibolerang merupakan tempat untuk menikmati seni dan budaya Sunda dalam nuansa alam dan tradisi bersahaja. Kampung seni ini tepat berada di kaki Gunung Manglayang dengan luas 1,8 hektar. Di sini juga menyajikan berbagai makanan khas tradisional Sunda seperti bengkerok, keripik singkong, peuyeum, dan ranginang.
Kampung seni ini dibuat pada tahun 2005. Dua tahun setelah beroperasi tepatnya pada 29 Agustus 2007 Kampung Seni dan Wisata Manglayang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat kala itu, Danny Setiawan. Dan, karena diorganisir dengan baik, tiga tahun setelah diresmikan langsung mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai kampung seni terbaik, sehingga ditetapkan sebagai Dewa Wisata Kabupaten Bandung pada 9 Februari 2011. Selain itu juga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia karena memiliki sekitar 500 buah permainan khas Indonesia.
Beberapa permainan tradisional tersebut adalah egrang (sebuah alat permainan tradisional berjalan menaiki potongan bambu dengan pijakan kaki berketinggian sekitar setengah meter di atas tanah), congklak, bebedilan (dilakukan dengan memanfaatkan kertas basah sebagai peluru lalu dimasukkan ke potongan bambu kecil), gasing kayu, lompat karet, sorodot gaplok (permainan meluncurkan batu ke batu lainnya yang nantinya bisa menimbulkan suara ‘plok’ seperti suara tamparan), bebelotakan (mainan yang menghasilkan suara tok yang dihasilkan dari bilah bambu kecil yang disumbat dan ditekan dari atas), dan lain sebagainya.
Cinunuk pun mempunyai wayang khas tersendiri. Bentuk wayang cinunuk lebih ramping. Ukirannya pun lebih detil dengan warna-warna yang beragam. Hiasan berupa pernak-pernik pada wayang disematkan dengan rapih. Harganya cukup mahal. Wayang cinunuk biasanya dipakai bukan hanya sebagai pajangan, tetapi sebagai pertunjukan. Proses pembuatan wayang cinunuk pun memakan waktu hingga satu minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar