Cinunuk
merupakan satu dari enam desa yang ada di kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat, dengan jarak ke Ibu Kota Kecamatan sejauh 2 Km dan jarak ke Ibu
Kota Kabupaten sejauh 28 Km. Akses menuju ke Desa Cinunuk dari gerbang tol
Cileunyi berjarak sekitar 6 km. Desa Cinunuk terletak pada ketinggian rata-rata
700 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 20 – 32 C. Kantor
Desa Cinunuk berada di Jl. Raya Tagog Cinunuk No.725, Cinunuk, Cileunyi,
Bandung, Jawa Barat 40624.
Desa
Cinunuk telah ada sejak Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1815, yang pada
awalnya adalah Desa Cipondoh kemudian diubah namanya menjadi Desa Cinunuk. Kata
“Cinunuk” menurut sesepuh warga Desa mempunyai 2 (dua) pendapat, yaitu : Pendapat
pertama, yang pertama tinggal diwilayah Desa Cinunuk adalah warga yang berasal
dari Desa Cinunuk Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut, kemudian desa ini dinamakan
Desa Cinunuk.
Pendapat
kedua, dahulu banyak pohon nunuk yang mempunyai sumber mata air, khususnya yang
berada di Kampung Pandai atau Kampung Sukahaji yang saat ini daerah tersebut
masuk dalam wilayah Desa Cimekar dan pohon Nunuk yang berada di daerah mata air
Cihampelas Kp. Sukahayu RT 04 RW 10 dimana pohon nunuk adalah pohon raksasa
yang membentang dan menjulang tinggi di sekitar Gunung Mangalayang (konon pohon
nunuk itulah yang di buat untuk bahan perahu oleh Sangkuriang) sehingga
dinamakan Desa Cinunuk.
Potensi
unggulan Desa Cinunuk selama ini masih didominasi oleh sektor Jasa, perdagangan,
pertanian dan seni budaya. Mengingat wilayah Desa Cinunuk 30% adalah persawahan
dan 20% Ladang/Perkebunan yang berubah fungsi menjadi daerah pemukiman.
Sama
seperti desa lain, Desa Cinunuk memiliki visi dan misi untuk mengembangkan
wilayahnya. Pemerintah Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi mempunyai Visi yaitu “Terwujudnya
Masyarakat Desa Cinunuk yang Berbudaya, Sejahtera dan Mandiri “, dengan misi Meningkatkan
Nilai Religius Masyarakat Pedesaan; Meningkatkan Kinerja Aparatur Desa Melalui
Pelayanan Prima Terhadap Masyarakat; Meningkatkan Infrastrutur Pedesaan; Meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan; dan Mengembangkan dan Menjaga Kelestarian
Lingkungan Hidup dan Budaya Kearifan Lokal.
Desa
Cinunuk mempunyai fasilitas kesehatan, yaitu Puskesmas Cinunuk. Puskesmas
Cinunuk beralamat di Jl. Raya Tagog Cinunuk No.175, Cinunuk, Cileunyi, Bandung,
Jawa Barat 40624. Puskesmas Cinunuk merupakan satu diantara tiga puskesmas yang
terdapat di wilayah Kecamatan Cileunyi, di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung.
Desa
Wisata Cinunuk memiliki masyarakat adat yang aktif dalam pelestarian tradisi
yang turun temurun, seni dan budaya, juga memiliki beberapa kelompok seniman
dan kelompok pengrajin, situs kramat, potensi alam, meliputi beberapa sumber
air kramat, pesawahan dan pegunungan yang ditata mengikuti Uga Wangsit (petunjuk/wasiat terakhir, isinya mengandung makna yang
sangat luhur).
Kekayaan
Budaya, sejarah dan edukasi yang ada di Desa Wisata Cinunuk adalah 36 jenis
Tradisi, 300 Jenis Seni Tradisional dan 1000 kaulinan Tradisional di tambah
dengan sejarah - sejarah leluhur Sunda.
Kini
Desa Cinunuk terkenal sebagai desa wisata. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi,
Kabupaten Bandung sudah ditetapkan dan masuk 10 desa wisata dari 280 desa di
Kabupaten Bandung yang kaya akan khasanah budaya Sunda. Sejumlah budaya Sunda
produk Desa Cinunuk warisan leluhur di antaranya adalah benjang, pencak silat,
wayang golek, reak, bajidoran, sisingaan dan dog dog.
Ditambah
lagi dengan hadirnya "Kampung Seni" di Kampung Cibolerang dan
"Saung Budaya Yoyon" di Komplek Griya Cinunuk Indah (GCI) yang menjadi
ruang publik para kreator seniman dalam berkreasi dan unjuk kebolehan di bidang
seni.
Kampung
Seni dan Wisata Manglayang yang berada di Kampung Cibolerang merupakan tempat
untuk menikmati seni dan budaya Sunda dalam nuansa alam dan tradisi bersahaja.
Kampung seni ini tepat berada di kaki Gunung Manglayang dengan luas 1,8 hektar.
Di sini juga menyajikan berbagai makanan khas tradisional Sunda seperti
bengkerok, keripik singkong, peuyeum, dan ranginang.
Kampung
seni ini dibuat pada tahun 2005. Dua tahun setelah beroperasi tepatnya pada 29
Agustus 2007 Kampung Seni dan Wisata Manglayang diresmikan oleh Gubernur Jawa
Barat kala itu, Danny Setiawan. Dan, karena diorganisir dengan baik, tiga tahun
setelah diresmikan langsung mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat
sebagai kampung seni terbaik, sehingga ditetapkan sebagai Dewa Wisata Kabupaten
Bandung pada 9 Februari 2011. Selain itu juga mendapat penghargaan dari Museum
Rekor Indonesia karena memiliki sekitar 500 buah permainan khas Indonesia.
Beberapa
permainan tradisional tersebut adalah egrang (sebuah alat permainan tradisional
berjalan menaiki potongan bambu dengan pijakan kaki berketinggian sekitar setengah
meter di atas tanah), congklak, bebedilan (dilakukan dengan memanfaatkan kertas
basah sebagai peluru lalu dimasukkan ke potongan bambu kecil), gasing kayu,
lompat karet, sorodot gaplok (permainan meluncurkan batu ke batu lainnya yang
nantinya bisa menimbulkan suara ‘plok’ seperti suara tamparan), bebelotakan (mainan
yang menghasilkan suara tok yang dihasilkan dari bilah bambu kecil yang
disumbat dan ditekan dari atas), dan lain sebagainya.
Cinunuk
pun mempunyai wayang khas tersendiri. Bentuk wayang cinunuk lebih ramping. Ukirannya
pun lebih detil dengan warna-warna yang beragam. Hiasan berupa pernak-pernik
pada wayang disematkan dengan rapih. Harganya cukup mahal. Wayang cinunuk
biasanya dipakai bukan hanya sebagai pajangan, tetapi sebagai pertunjukan. Proses
pembuatan wayang cinunuk pun memakan waktu hingga satu minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar