Jumat, 05 Juni 2020

Melemahnya Pariwisata Indonesia Akibat Wabah Corona



Wabah Corona atau COVID-19 sangat berdampak pada pariwisata dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah memperkirakan potensi devisa dari sektor pariwisata yang hilang akibat wabah ini mencapai ratusan juta dolar tiap bulan. Reaksi berantai atau efek domino pun terjadi pada sektor-sektor penunjang pariwisata, seperti hotel dan restoran maupun pengusaha retail.
            Sepanjang tahun 2019, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 16,11 juta orang, angka ini naik jika dibandingkan dengan tahun 2018. Wisatawan yang paling banyak berkunjung ke Indonesia adalah dari negara Malaysia dan China.
 Sedangkan pemerintah China sudah menetapkan larangan agar masyarakat China tidak keluar dari negaranya selama wabah virus corona ini berlangsung. Hal inilah yang membuat jumlah wisatawan China di Indonesia menurun sangat drastis.
Terdapat tiga kota di Indonesia yang minim sekali kunjungan dari wisatawan asing. Tiga destinasi wisata itu adalah Bali, Manado, dan Kepulauan Riau.
Anjloknya pemasukan keuangan hotel di tempat wisata hingga angka 40% membawa dampak yang cukup besar bagi kelangsungan bisnis hotel. Pasalnya, hotel memiliki karyawan dan properti dalam jumlah besar. Beberapa hotel di Batam dan Bali meminta karyawannya untuk cuti di saat permintaan sepi.
Sejak wabah virus corona yang semakin meluas, selain memberlakukan kebijakan pembatasan impor hewan hidup dari China, Pemerintah juga menghentikan penerbangan dari dan ke China per 5 Februari 2020 yang tentunya hal ini akan mempengaruhi sektor pariwisata Indonesia. Banyak perusahaan travel dan penerbangan yang mengalami kerugian akibat penghentian penerbangan dari dan ke China.
Semenjak diberlakukannya larangan tersebut, jumlah kunjungan wisatawan China menurun, termasuk di Bali. Bali merupakan tempat wisata yang banyak dikunjungi turis-turis luar negeri termasuk China, tapi kini Bali terlihat sangat sepi, apalagi wisata air seperti pantai dan hotel-hotel penginapan, sehingga akan berdampak buruk pada perekonomian Bali.
Tidak hanya dari dan ke China saja yang dilarang, Korea Selatan, Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss dan Inggris pun juga dilarang sementara oleh pemerintah Indonesia untuk pergi dari dan ke negara tersebut.
Berbeda halnya dengan Jakarta, ketika wisata Bali masih dibuka namun sepi pengunjung, Jakarta sudah menutup hampir semua wisatanya demi menghindari semakin meluasnya penyebaran virus corona, demi kesehatan dan keselamatan pengunjung serta karyawannya. Wisata yang sementara ini ditutup adalah Kawasan Monas, Ancol, Kota Tua, Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Taman Ismail Marzuki, Setu Babakan, Rumah Si Pitung, Pulau Onrust, Museum Sejarah Jakarta, Museum Taman Prasasti, Museum MH. Thamrin, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, Museum Wayang, Museum Bahari dan Museum Joang ’45. Tempat wisata tersebut ditutup sementara selama dua minggu. Selama masa penutupan, tempat wisata akan disterilisasikan  dengan menggunakan penyemprotan disinfektan.
Jawa Tengah pun ikut menutup wisatanya. Banyak gunung di Jawa Tengah yang ditutup sementara pendakiannya sampai waktu yang belum ditentukan karena adanya wabah virus corona. Gunung yang pertama kali mengumumkan penutupan adalah Gunung Andong, diikuti dengan Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prau, dan Gunung Lawu. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru (TNBTS) menutup kawasan wisata Gunung Bromo per 19 Maret hingga 31 Maret 2020.
Wisata lain yang berada di 11 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah juga ditutup sementara. Mulai dari taman, museum, pantai, monumen, curug, candi, dan bukit banyak yang ditutup. Stasiun kereta api di Ambarawa Semarang juga ikut ditutup sementara. Tidak terbayang kan, berapa ratusan juta yang hilang dari pendapatan wisata di Jawa Tengah ini sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat fatal untuk pemerintah daerah Jawa Tengah.
Beberapa provinsi lain di Indonesia juga menerapkan hal serupa untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Wisata di Indonesia saat ini mengalami situasi yang terburuk, kehilangan pengunjung domestik maupun non-domestik karena pemerintah Indonesia menghimbau agar masyarakat melakukan social distacing (jaga jarak sosial), tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah kehilangan pendapatannya.
Pemerintah Indonesia sudah berupaya mendongkrak wisata domestik melalui insentif diskon tiket pesawat ke sejumlah tujuan sebagai stimulus. Pemerintah Indonesia memberikan insentif melalui diskon tiket pesawat antara 30% sampai 40% untuk 10 destinasi dalam negeri dari Maret hingga Mei 2020. Adapun 10 destinasi wisata yang dimaksud meliputi Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pinang, dan Tanjung Pandan.
Selain dari pemerintah, maskapai juga memberikan potongan harga untuk sebagian besar destinasi wisata domestik. Namun demikian, para pelaku usaha baik maskapai penerbangan maupun kelautan tetap saja merasakan kesulitan akibat turunnya jumlah wisatawan baik lokal maupun asing.
Cepat sembuh Indonesiaku. Semoga wabah corona ini segera berlalu, agar perekonomian Indonesia termasuk pariwisata bisa kembali berjalan seperti biasanya dan terjadi peningkatan. Jaga kesehatan ya! (NQ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar