Coronavirus Mendunia, Indonesia Terancam
Coronavirus
sedang mendunia, saat ini sudah menjadi teror mengerikan dan telah dinyatakan
sebagai pandemik global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Indonesiapun terkena
dampaknya. Hingga saat ini, jumlah pasien di Indonesia yang terkena Coronavirus sudah mencapai 117 orang, 8
orang berhasil sembuh dan 5 orang meninggal dunia. Dalam lingkup dunia, angka
infeksi Coronavirus mencapai 157.476
orang di 115 negara, angka kematian mencapai 5.845 dan pasien yang sudah
dinyatakan sembuh berjumlah 75.953 orang.
Apa
itu Coronavirus?
Virus
Corona atau 2019 Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada
sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Virus ini dapat dibilang
virus yang berbahaya karena dapat menular dari hewan ke manusia atau bahkan
dari manusia ke manusia lainnya. Virus ini tidak pandang bulu, dapat menyerang
siapa saja, baik bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, lansia, ibu hamil,
maupun ibu menyusui.
Asal
Mula Coronavirus
Coronavirus
pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China tepatnya di pasar hewan dan
makanan laut di Kota Wuhan. Orang pertama yang jatuh sakit karena terkena virus
ini diketahui merupakan para pedagang di pasar itu. Di pasar grosir hewan dan
makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam dan
akhirnya diduga virus Corona ini dipastikan
berasal dari ular dan kelelawar.
Di Indonesia sendiri, virus ini
pertama kali terdeteksi di Depok. Pasien yang seorang guru dansa ini awal
mulanya berdansa dengan WNA Jepang yang ternyata terjangkit Coronavirus. Setelah itu, pasien ini pun
mulai merasakan gejala dari penyakit Coronavirus,
dan akhirnya dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
Dampak
dari Coronavirus
Dampak
yang ditimbulkan dari adanya Coronavirus
ini cukup banyak. Dari segi kesehatan, sudah sangat jelas bahwa virus ini dapat
menyerang siapapun. Bahkan belum ditemukan obatnya. Namun, WHO menjelaskan
tingkat kematian dari virus ini terbilang cukup rendah karena Coronavirus hanya menyerang orang-orang
yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Selain itu, pasien yang meninggal
juga bukan hanya karena terjangkit virus Corona,
melainkan ada penyakit lain yang diderita.
Menurut
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dampak ekonomi karena wabah
virus Corona lebih buruk. Ekonomi
Negara China pun yang merupakan negara manufaktur raksasa dunia saat ini telah
mengalami penurunan yang sangat drastis. Saat ini, China sedang melakukan
pembatasan yang akhirnya mempengaruhi beberapa perusahaan, seperti Apple,
Diageo, Jaguar, Land Rover dan Volkswagen. Dilansir dari Bloomberg Economics,
pabrik di China hanya beroperasi 60% hingga 70% dari kapasitas mereka,
diakibatkan sepertiga karyawannya masih belum bekerja karena adanya karantina.
Untuk
sektor perdagangan, tidak hanya Indonesia tapi virus Corona telah berdampak pada dunia. Salah satunya adalah sektor
elektronik dalam negeri, yang sejak awal 2020 produksinya menurun karena sulit
impor komponen elektronik. Selama ini industri elektronik Indonesia bergantung
komponen impor dari China sehingga berdampak pada produksi di dalam negeri.
Di
Indonesia sendiri, wabah virus Corona
menyebabkan lesunya pariwisata dan perhotelan di Indonesia. Banyak wisata yang
ditutup sementara, bahkan waktu untuk mulai beroperasinya pun belum ditentukan.
Hal ini menyebabkan pengusaha jasa pariwisata kehilangan keuntungan akibat penutupan,
pembatalan atau penundaan perjalanan.
Dampakpun
juga dirasakan di bidang pendidikan. Semua sekolah di Jakarta, Jawa Barat,
Banten dan berbagai wilayah lain baik itu TK, SD, SMP, SMA hingga perkuliahan
diliburkan sementara selama dua minggu. Para ASN pun diizinkan untuk bekerja
dari rumah tanpa harus pergi ke kantor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
penyebaran virus yang semakin hari semakin meningkat. Hal ini juga menyebabkan
angka produktivitas menjadi menurun.
Di
bidang sosial, masyarakat dihimbau untuk tidak bepergian keluar jika tidak ada
kepentingan yang mendesak. Hal ini disebut social
distancing, yaitu menjaga jarak sosial untuk sementara waktu yang
menyebabkan kurangnya interaksi sosial di masyarakat.
Dampak paling signifikan yakni
gangguan kestabilan ketersediaan pangan di dalam negeri karena akan terjadi
gejolak sosial dan ekonomi di dalam negeri. Kelangkaan bahan pokok dan bahan
pelindung diri (masker, hand sanitizer,
dll) karena ditimbun oleh para spekulan atau barang-barang tersebut diserbu
oleh orang-orang yang panik akan virus ini. Hal ini menimbulkan gejolak sosial
dan konflik di masyarakat.
Gejala
Coronavirus
Infeksi
virus Corona atau COVID-19 bisa
menyebabkan penderitanya mengalami gejala awal yang ringan seperti flu, demam,
pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; dan gejala selanjutnya
berupa penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Menurut penelitian, gejala
COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.
Penyebab
Coronavirus
Seseorang
dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak
sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19.
2. Memegang
mulut, hidung atau muka tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19.
3. Kontak
jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan.
Virus
Corona dapat menginfeksi siapa saja,
tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang
lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan
tubuhnya lemah.
Penanganan
dan Pencegahan Coronavirus
Infeksi
virus Corona atau COVID-19 belum bisa
diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan
gejalanya, yaitu:
1. Memberikan
obat pereda demam dan nyeri.
2. Menganjurkan
penderita COVID-19 untuk mandi air hangat dan menggunakan humidifier (pelembab
udara), untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan.
3. Menganjurkan
penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah untuk
mencegah penyebaran virus, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. Usahakan untuk
tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
4. Menganjurkan
penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih guna menjaga kadar cairan
tubuh.
5. Larang
dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk penderita sampai benar-benar
sembuh.
6. Pakai
masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.
Cara
pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak tertular adalah:
1. Hindari
bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).
2. Hal
inilah yang paling penting. Mencuci tangan rutin dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 70% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
3. Jangan
menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
4. Hindari
kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak, cuci tangan
setelahnya.
5. Masak
daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
6. Menerapkan
etika batuk dan bersin. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau
bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
7. Hindari
berdekatan atau jaga jarak dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
Maka
dari itu, mulai dari sekarang terapkanlah gaya hidup sehat baik untuk diri
sendiri maupun keluarga. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh, kebersihan
badan dan kebersihan lingkungan, bukan hanya agar terhindar dari penyakit Coronavirus saja, melainkan dari
penyakit lain yang muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat. (NQ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar