Jumat, 05 Juni 2020

Coronavirus Mendunia, Indonesia Terancam



Coronavirus Mendunia, Indonesia Terancam

Coronavirus sedang mendunia, saat ini sudah menjadi teror mengerikan dan telah dinyatakan sebagai pandemik global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Indonesiapun terkena dampaknya. Hingga saat ini, jumlah pasien di Indonesia yang terkena Coronavirus sudah mencapai 117 orang, 8 orang berhasil sembuh dan 5 orang meninggal dunia. Dalam lingkup dunia, angka infeksi Coronavirus mencapai 157.476 orang di 115 negara, angka kematian mencapai 5.845 dan pasien yang sudah dinyatakan sembuh berjumlah 75.953 orang.

Apa itu Coronavirus?
Virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Virus ini dapat dibilang virus yang berbahaya karena dapat menular dari hewan ke manusia atau bahkan dari manusia ke manusia lainnya. Virus ini tidak pandang bulu, dapat menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Asal Mula Coronavirus
            Coronavirus pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China tepatnya di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Orang pertama yang jatuh sakit karena terkena virus ini diketahui merupakan para pedagang di pasar itu. Di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam dan akhirnya diduga virus Corona ini dipastikan berasal dari ular dan kelelawar.
            Di Indonesia sendiri, virus ini pertama kali terdeteksi di Depok. Pasien yang seorang guru dansa ini awal mulanya berdansa dengan WNA Jepang yang ternyata terjangkit Coronavirus. Setelah itu, pasien ini pun mulai merasakan gejala dari penyakit Coronavirus, dan akhirnya dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

Dampak dari Coronavirus
Dampak yang ditimbulkan dari adanya Coronavirus ini cukup banyak. Dari segi kesehatan, sudah sangat jelas bahwa virus ini dapat menyerang siapapun. Bahkan belum ditemukan obatnya. Namun, WHO menjelaskan tingkat kematian dari virus ini terbilang cukup rendah karena Coronavirus hanya menyerang orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Selain itu, pasien yang meninggal juga bukan hanya karena terjangkit virus Corona, melainkan ada penyakit lain yang diderita.
Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dampak ekonomi karena wabah virus Corona lebih buruk. Ekonomi Negara China pun yang merupakan negara manufaktur raksasa dunia saat ini telah mengalami penurunan yang sangat drastis. Saat ini, China sedang melakukan pembatasan yang akhirnya mempengaruhi beberapa perusahaan, seperti Apple, Diageo, Jaguar, Land Rover dan Volkswagen. Dilansir dari Bloomberg Economics, pabrik di China hanya beroperasi 60% hingga 70% dari kapasitas mereka, diakibatkan sepertiga karyawannya masih belum bekerja karena adanya karantina.
Untuk sektor perdagangan, tidak hanya Indonesia tapi virus Corona telah berdampak pada dunia. Salah satunya adalah sektor elektronik dalam negeri, yang sejak awal 2020 produksinya menurun karena sulit impor komponen elektronik. Selama ini industri elektronik Indonesia bergantung komponen impor dari China sehingga berdampak pada produksi di dalam negeri.
Di Indonesia sendiri, wabah virus Corona menyebabkan lesunya pariwisata dan perhotelan di Indonesia. Banyak wisata yang ditutup sementara, bahkan waktu untuk mulai beroperasinya pun belum ditentukan. Hal ini menyebabkan pengusaha jasa pariwisata kehilangan keuntungan akibat penutupan, pembatalan atau penundaan perjalanan.
Dampakpun juga dirasakan di bidang pendidikan. Semua sekolah di Jakarta, Jawa Barat, Banten dan berbagai wilayah lain baik itu TK, SD, SMP, SMA hingga perkuliahan diliburkan sementara selama dua minggu. Para ASN pun diizinkan untuk bekerja dari rumah tanpa harus pergi ke kantor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus yang semakin hari semakin meningkat. Hal ini juga menyebabkan angka produktivitas menjadi menurun.
Di bidang sosial, masyarakat dihimbau untuk tidak bepergian keluar jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Hal ini disebut social distancing, yaitu menjaga jarak sosial untuk sementara waktu yang menyebabkan kurangnya interaksi sosial di masyarakat.
            Dampak paling signifikan yakni gangguan kestabilan ketersediaan pangan di dalam negeri karena akan terjadi gejolak sosial dan ekonomi di dalam negeri. Kelangkaan bahan pokok dan bahan pelindung diri (masker, hand sanitizer, dll) karena ditimbun oleh para spekulan atau barang-barang tersebut diserbu oleh orang-orang yang panik akan virus ini. Hal ini menimbulkan gejolak sosial dan konflik di masyarakat.

Gejala Coronavirus
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala awal yang ringan seperti flu, demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; dan gejala selanjutnya berupa penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.

Penyebab Coronavirus
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1.    Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19.
2.    Memegang mulut, hidung atau muka tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19.
3.    Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Penanganan dan Pencegahan Coronavirus
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya, yaitu:
1.    Memberikan obat pereda demam dan nyeri.
2.    Menganjurkan penderita COVID-19 untuk mandi air hangat dan menggunakan humidifier (pelembab udara), untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan.
3.    Menganjurkan penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah untuk mencegah penyebaran virus, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
4.    Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih guna menjaga kadar cairan tubuh.
5.    Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk penderita sampai benar-benar sembuh.
6.    Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.

Cara pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak tertular adalah:
1.    Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).
2.    Hal inilah yang paling penting. Mencuci tangan rutin dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 70% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
3.    Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
4.    Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak, cuci tangan setelahnya.
5.    Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
6.    Menerapkan etika batuk dan bersin. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
7.    Hindari berdekatan atau jaga jarak dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

Maka dari itu, mulai dari sekarang terapkanlah gaya hidup sehat baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh, kebersihan badan dan kebersihan lingkungan, bukan hanya agar terhindar dari penyakit Coronavirus saja, melainkan dari penyakit lain yang muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat. (NQ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar